Monday, February 23, 2004

Perbincangan kereta api
Beberapa hari yang lalu saya naik kereta menuju bandung, setelah beberapa hari berdiam diri di jakarta, ya..sekalian menghabiskan waktu liburan lah,, tiba-tiba seorang cewe seumuran mengajak berbincang, cewe cantik dan tipikal asik yang tadinya akan kutanya no teleponnya tapi ternyata sebelum kubertanya semuanya itu, dia mengaku telah menikah dan mempunyai satu anak, damn!! Perbincangan kita dimulai dari perihal standart basa-basi, dan lalu dia bercerita tentang risih dan capainya hidup di Jakarta, berbagai teman-temannya yang berkehidupan sangat jauh dengan dirinya, dimana dia hanya bisa tercengang melihat temannya sering menghabiskan uang kurang lebih 2juta dalam waktu kurang dari sehari hanya untuk membeli yang sangat-sangat tidak perlu dan juga tentang kehidupan temannya yang tinggal di salah satu apartement ternama di Jakarta, tidak bekerja dan hanya menghabiskan uang orang tuanya setiap harinya dengan cara dugem di setiap bar dan berbelanja barang-barang mahal setiap harinya, juga menceritakan bagaimana kehidupan kebebasan yang cukup jarang dia temui di bandung. Perbincangan dia saya potong dengan omongan “kirain gue aja yang mikir gituh”, yap! Bener, bukan hanya dia yang merasa risih dan capai, tapi begitu pula saya, kehidupan seperti itu memang sudah menjadi santapan sering saya, ya..mungkin karena kalo ke Jakarta saya tinggal di lingkungan seperti itu, lingkungan yang sangat-sangat membuat saya risih, mungkin risih bukan karena saya benar-benar risih tapi mungkin risih karena cara hidup mereka yang menurut kita sangat-sangat tidak “kita banget”, dan jujur saya risih juuga karena saya tidak mampu seperti itu, dan Insya Allah kalopun saya mampu, saya ngga akan kaya gituh,tapi dalam hal ini saya tidak pernah menyalahkan orang-orang itu, mungkin cara hidup mereka memang sudah begini, jadi apa lagi yang saya ingin lakukan? Tidak ada kan? Cukup risih, sit back and enjoy the ride! Heuhueue,, yap! Not ordinary ride!

No comments: