Sunday, May 2, 2004

Pagi itu dikisahkan ikarus, seorang manusia
bersayap, yang bukan seorang titisan malaikat,
bukan pula mahluk aneh, tetapi seorang mitos dari
yunani kuno. Yang pada akhirnya ikarus kembali
mencoba untuk terbang, sayapnya sempat patah
beberapa bulan lalu dikarenakan tertusuk sebuah
duri dari pepohonan yang pernah dia hinggapi.
Setalah beberapa kali percobaan dia menyimpulkan
jika dia masih belum dapat terbang, sayapnya yang
masih sakit itu masih terasa nyeri yang amat
sangat saat ia coba untuk terbangkan lagi.
Beberapa hari kemudian dia bertemu dengan
sisifus, seorang teman ikarus yang dikutuk dewa
yunani untuk membawa batu besar ke puncak gunung
dan terus digelindingkan lagi kebawah dan
kemudian dinaikan lagi dan kemudian
digelindingkan lagi dan begitu selamanya.
Sedikit perbincangan keluar dari keduanya
saat keduanya bertemu di puncak gunung, ikarus
yang yang ingin berupaya untuk bisa terbang lagi
kemudian meminta nasihat sisifus, dan sisifus pun
berkata bahwa dia harus mencoba untuk
menyembuhkan sayapnya terlebih dahulu sebelum
bisa terbang lagi. Akhirnya ikarus memutuskan
bertemu dengan seorang tabib bernama corelus,
seorang ahli kesehatan pada zaman yunani kuno.
Dengan sedikit dedaunan dan beberapa mantra,
akhirnya sakit yang diderita ikarus dapat sembuh,
ikarus senang tak terkira, rasa sakita yang
menemaninya selama ini dapat sembuh berkat
bantuan corelus, tapi saat dia mencoba terbang,
entah kenapa dia masih belum dapat mengepakkan
sayap dan terbang! Dalam siang dan malam, ikarus
bertanya pada hatinya sendiri, mengapa dia bisa
begitu, tidak lupa pula dalam menyembah dewa, dia
bertanya pada semua dewa, mulai dari zeus hingga
ares, Mulai dari hera hingga Aphrodite. Namun apa
mau dikata sang dewa pun tidak tau apa masalahnya.
Hingga suatu saat dia bertemu seorang
wanita, secantik Aphrodite, sepintar taktik
perang ares dan sesuci kebesaran kuil yunani di
kaki gunung anarsis. Wanita itu mengajarinya
teknik dan tata cara terbang dari pertama
kalinya, selain itu wanita itu memiliki banyak
kesamaan dengan ikarus, mereka membicarakan kitab
dari farabi, seorang murid aristoteles yang
menulis tentang musik, mereka membicarakan
tahapan anal dan oral hingga larut malam, lama
kelamaan ikarus jatuh hati padanya, wanita itu
tidak menyadari apa yang dirasakan ikarus, sampai
akhirnya ikarus dapat kembali terbang, dan
mengharuskannya kembali bertugas ke kuil besar
zeus di kaki gunung anarsis.
Dengan kebesaran dan kemurahan hati zeus,
akhirnya ikarus dapat izin untuk tidak bertugas
hingga matahari terbenam, dia dengan hati yang
menggebu ingin menyatakan cintanya pada wanita
itu, terbang dengan kecepatan tinggi menuju
puncak anarsis, dimana dia bertemu wanita itu.
Tapi, kehendak dewa-dewa lain berbeda, dia puncak
gunung itu, dia melihat seorang pria membawa
segumpal awan putih sambil memeluk wanita itu,
ikarus yang melihat itu dari kejauhan langsung
kembali mengepakan sayap perlahan dan turun
kembali ke kaki gunung.
Akhir kata, luka ikarus sudah dapat sembuh
dikarenakan seorang teman, dan dia dapat kembali
terbang dikarenakan wanita suci itu, tapi tumbuh
luka baru, di dalam hatinya, yang sulit untuk dia
lupakan..


No comments: