Tuesday, July 26, 2005

mengunjungi kota metropolis kali ini menghadirkan pelajaran yang tak terhingga, ini memang bukan pertama kalinya saya datang ke jakarta dan tinggal lama, namun saya rasakan kedatangan kali ini sangat berkesan dan menambah pelajaran bagi diri saya secara pribadi. kunjungan kali ini mengharuskan saya setiap hari berinteraksi dengan dunia luar dan orang sekitarnya, saya bekerja dengan segi muamalat.
jakarta adalah suatu bentuk kota ber-peradaban modern, hasil agung dan rancangan para pemikir pembangunan modern indonesia. di lain sisi, saya kembali teringat film "Metropolis" karya Fritz Lang, film ini saya tau dari artikel salah seorang agen KKK di website resminya, film ini memunculkan setting tahun 2026, seratus tahun dari film itu dibuat. Kota Metropolis adalah kota yang sesak, dipenuhi oleh orang-orang elit yang berkedudukan istimewa maupun oleh sejumlah kelas pekerja yang hidup di bawah tanah dan menggerakan mesin-mesin, membuat Metropolis yang berada di atas tanah terus berjalan dengan baik. artian terlalu jauh, walau tidak jiplakan namun begitulah kenyataannya, kesenjangan masih berlangsung hebat di kota ini, dimana kita dapat dengan mudah melihat sebuah mercedes seharga 600 juta dapat bersebelahan dengan sepeda pengantar koran, yang dimana harga 1 buah Ban Mercedes tersebut dapat menghidupi hidup seorang pengantar koran tersebut selama 4-5 bulan, dan dimana harga 1 buah mobil mercedes tersebut dapat membangun suatu pabrik sepeda dan memberikan lahan pekerjaan pada sekitar 200 orang lebih! dan itu semua dapat kita saksikan dengan mudah!
John Adam misalnya mendefinisikan Amerika sebagai "kerajaan kebebasan". saya katakan begitu pula untuk jakarta, kebebasan secara individu memang diperlukan, namun tidaklah disertai dengan sifat ignorance. maaf apabila terlalu kasar, tapi memang begitulah yang saya lihat. akhirnya semua ini menghadirkan kehidupan dengan sebuah tampang suram, sebuah tampang suram yang mengesahkan dan meneguhkan disekuilibrium dari kekuatan-kekuatan, seperti yang diperlihatkan orang dalam peperangan (Foucault).
pernahkah kalian membayangkan jika suatu saat orang-orang yang hidup dibawah garis kemiskinan di jakarta berumpul seperti warga indian quechua dan aymara, menggulingkan pemerintahnya karena dianggap sangat mendeskriminasi suku indian pada bidang ekonomi? hehe! dan saya membayangkan siapa yang akan menjadi jaime alanoca mamani saat itu..
ah, cukup dengan basa basi! ini adalah tempat dimana saya menghalalkan tiap genangan darah para "manusia mono", menghalalkan pembumi hangusan setiap inchi pemikiran tolol yang hadir setiap detik disini, menghalalkan penghangusan sebuah kota yang mereka anggap indah... !!!

No comments: