bagi beberapa orang yang namanya hadiah memang penting dan sangat dinanti, bagi sebagian lainnya hal ini tidak penting dan tidak begitu diminati (tapi ya nuhun2 kalo dikasih). bagi banyak orang jepang hal ini sangat penting, bagi mereka dalam setahun hampir 3 hadiah mereka terima atau berikan pada atau dari orang lain. berbagai jenis perayaan mulai dari kenaikan pangkat, kelahiran, ulang tahun, pernikahan dan bahkan apabila anak medapatkan rangking bagus pun pastilah diberikan hadiah. namun satu hal yang mereka tidak suka, yaitu pemberian hadiah di muka umum, mereka tidak suka apabila hadiah ini menjadi konsumsi publik, mereka lebih menyukai sistem kekerabatan dalam memberi hadiah. sedangkan bagi saya sendiri, seperti kata John Locke dalam A Letter Concerning Toleration taun 1689. Surat yang sangat terkenal ini menyerukan pentingnya toleransi dalam kerangka sipil. dan salah satu caranya yaitu menyangkut hadiah. loh kok? biarin lah, pokoknya yang udah saya baca disini, locke itu bilang kalo toleransi dalam hal sosial itu sangat penting, salah satunya pemberian hadiah yang merupakan suatu bentuk toleransi sederhana yang dapat dilakukan oleh sapa saja. pembahasan toleransi bukan hanya terbatas pada menghormati dan menghargai, tapi juga mencakup lebih dalam, yaitu bagaimana caranya melakukan toleransi, dan menurut saya, pemberian hadiah merupakan salah satu cara toleransi yang sangat menarik. (hiperbolik kan?!) saya sebenarnya bukan seseorang yang tidak terlalu menganggap penting masalah hadiah, tapi apabila diberi hadiah mungkin saya akan lebih merasa dihargai dan lebih merasa ada. tidak susah kan apabila kalian para cewe ngasih hadiah ke cowonya? (loh?!) hehe maaf. jadi yang saya coba maksudkan yaitu, orang-orang dapat mencoba menghargai atau menghormati orang lain dengan memberi hadiah. saya sangat suka tradisi orang jepang dalam masalah pemberian hadiah ini, cara mereka menghormati orang lain yang mereka kenal sangatlah baik, alangkah baiknya kita melakukan hal yang sama. Thomas Jefferson (1743-1826), dalam mendeklarasikan kemerdekaan Amerika dengan tiga kata kunci: “life, liberty, and the pursuit of happiness.” persuit of happiness bisalah juga dalam hal pemberian hadiah. ya kan? tapi ah, manusia berbeda beda, saya inget tulisan Prof. Islam dari Harvard University, Ali S. Asani. Saat berumur 9 atau 10 tahun, dia dihadapkan pada pertanyaan krusial: Mengapa Allah tidak menciptakan semua manusia sama, tetapi justru demikian beragam? Sambil mengutip Alqur’an (49:13), ayahnya yang Muslim saleh memberi kearifan padanya: agar kita saling mengenal satu sama lain dan bersikap toleran terhadap perbedaan dan pluralisme. Beginilah mestinya sebaik-baiknya iman. Wallahu a’lam bi al-Shawab.. budaya kita memang beda.. hmmmm... hadiahhhh!!!!
btw, kenapa ya saya seperti harot bin nafsu gini nulis masalah hadiah? bae lah ga nyambung oge.
2 comments:
Your are Excellent. And so is your site! Keep up the good work. Bookmarked.
»
bla bla blaa..
u r smart..
but the things i hate bout u..
is ur so fuckin arrogant
Post a Comment