Sunday, December 9, 2007

aku berontak maka aku ada



kebebasan bagi albert camus bukanlah suatu hadiah cuma cuma, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan. Begitu juga dengan daerah atau ranah pribadi seseorang, dalam daerah saya bisa sebutkan pakistan, pakistan hadir dari suatu perjuangan akan hasrat kebebasan, kebebasan dimana semua adalah suci dan buruk tidak boleh masuk, dan hitam juga putih harus jelas jelas dipisahkan. ini terjadi karena mereka menjunjung tinggi nilai nilai Tuhan. sedang dalam ranah pribadi seseorang, saya memperjuangkan akan kebebasan yang saya miliki, kebebasan yang menurut pancasila adalah suatu bentuk kebebasan yang harus diikutsertai dengan tanggung jawab. dalam hidup saya, kebebaasan tidaklah perlu diperjuangkan, saya sudah merasakan kebebasan, dan juga tanggung jawab yang sedemikian rupa absurd objeknya.
namun artian ini dalam lingkup pribadi menjadi lebih rumit, kebebasan terkadang menjadi boomerang, walau dalam bukunya albert camus tidak lupa juga mengingatkan bahwa terkadang kebebasan adalah cambuk, kita tidak pernah tau kemana kebebasan itu berujung, dan apakah berujung seperti batasan jalur gaza. ini yang membuat manusia kehilangan arah hingga kebobolan demokrasi, perjalanan hidup, kelakuan, norma, agama, sopan santun juga adat menjadi diantara, tidak berdiri di satu sudut ataupun sisi.
singkat kata, kebebasan tidaklah diikuti dengan tanggung jawab, namun kebebasan adalah tanggung jawab. keduanya berjalan beriringan, saling berpegangan tangan erat. dan menunjukkan bahwa keduanya mampu untuk menjadi tiang penopang dari aspal aspal yang diinjak manusia. maka dari itu, saya lelah dengan kebebasan, saya mengharapkan aturan dalam ranah pribadi, seperti rezim apapun yang berkuasa, baik totaliter maupun represif.
seperti yang pernah camus tulis di l'homme revolte, "aku berontak maka aku ada.."

No comments: