beberapa waktu terakhir ini banyak sekali tema yang saya dengar atau baca tentang pernikahan, suatu proses yang hmm.. entah saya definisikan seperti apa proses ini. teralalu menarik dan juga terlalu rumit, kenapa rumit? karena melibatkan perasaan yang heterogen, cara pikir yang heterogen pula. kenapa saya sebut heterogen, karena pada awalnya si individu tersebut memiliki banyak sekali rasa dan cara pikir yang kemudian harus di satu visikan atau disamakan. sulit sekali menurut saya, karena itulah saya bilang ini rumit, tetapi dalam kerumitan bukan berarti pula bahwa individu tersebut tidak mampu. rumit sekaligus menarik.
rasti sudah mengenalkan adit pada ibunya, adit seorang designer grafis pada sebuah konsultan IT, sang ibu tidak setuju, dia berpikir seorang designer tidak akan bisa membahagiakan anaknya dalam segi finansial.
hamdi mengenalkan nina, seorang gadis baik baik, pada ibu nya, sang ibu tidak setuju, sang ibu masih tidak melupakan mantan si anak (ratu) yang baru sudah putus 6 bulan lalu, "memang kamu yakin pacar kamu ini bisa lebih baik dari ratu?" ujarnya.
wandi membatalkan pernikahannya yang direncanakan akan berlangsung tahun depan dengan witha, wandi berpikiran bahwa witha terlalu posesif berat dan sulit berubah dan membayangkan apa jadinya jika suatu pernikahan ada sikap posesif seperti itu.
raka menikah bulan depan dengan risma tanpa persetujuan kakaknya, sang kakak berpikiran bahwa risma bukan datang dari keluarga baik baik.
4 comments:
nice,,
lalu,rasti bertemu dengan hamdi,dan tanpapikir panjang rasti mengenalkan hamdi pada ibunya,ibunya setuju
adit bertemu dengan witha yang baru batal menikah,dan menemuka sosok sesungguhnya yang dicari
wandi dan nina menghadiri pernikahan raka,dan mereka bertemu di sana...
(happy ending yang maksa)
hahaha
akhir yang menarik gung..
semoga banyak cerita bisa seindah itu, tanpa maksa tentunya.. hahaha..
kisah nyata kah?
Post a Comment