tak terasa beberapa waktu berlalu, aku akhirnya bertemu lagi dengan nindy di salah satu klub malam di daerah cihampelas walk beberapa waktu lalu. kulihat nindy sedang duduk dengan beberapa orang temannya, mereka ada di sisi kanan panggung sambil minum bir dan merokok. aku menghampirinya, dia sudah tersenyum sejak melihatku dari jauh, aku balas senyumannya.
dia menghampiri dan memelukku, tangan kanannya memegang rokok, yang hampir saja menyentuh rambutku, dia tersenyum, bicaranya tak jelas, mulutnya bau alkohol, nampaknya dia mabuk. sangat malas aku melihat dia seperti ini.
nindy kemudian mengajaku duduk bersama kawan kawannya, mereka easy going, mudah sekali akrab denganku yang baru saja mereka kenal. kami tertawa bercanda hingga tak sadar tanganku terus sambil memeluk nindy dari belakang. tak lama kemudian datanglah satu botol minuman keras yang disajikan pelayan untuk di meja itu, kawan kawan nindy menawariku minum, tapi aku menolak, aku kesitu hanya untuk melihat penampilan seorang dj asal jakarta yang kebetulan kawan baikku dulu, dia akan main sekitaran setengah jam lagi. ya aku memang tidak suka musik seperti ini, namun kawanku dengan sengaja mengundangku datang hingga bahkan pagi nya dia menyempatkan diri untuk singgah ke rumahku sebentar untuk memastikan aku datang malam ini.
nindy kemudian meneruskan minum 2 gelas lagi, aku suruh dia berhenti, tapi dia malah menatapku, tersenyum, sambil berucap "ayolah, sekali kali gapapa kan?" aku hanya jawab dia dengan senyum lagi. entah kenapa saat aku memeluk nindy, aku merasa berbeda, hasratku naik, aku melihat leher nindy yang putih mulus, badannya yang sangat pas saat kupeluk, aku tak kuat, aku normal.
And while a monstrous frenzy runs a course
That makes of a thousand men a smoking pile-
Poor fools! - dead, in summer, in the grass,
On Nature's breast, who meant these men to smile. - Rimbaud -
2 comments:
masih ada lanjutanya ga?
pelukan yang dilematis ga?
hehehe
waiting 4 the next chapter,,
Post a Comment