waktu menunjukkan waktu setengah tujuh malam, fai masih belum saja datang, botol bir sudah hampir mau habis, perut sudah malas untuk menegak botol ke dua. namun tak lama sosok wanita sedikit tomboi tapi cantik itu datang sambil senyum merasa bersalah. dia minta maaf telat karena sulit mencari taksi (manja pisan pake taksi!).
fai mulai nyerocos masalah kantornya, masalah dia diajak menikah sama salah satu manager di kantornya, masalah ayahnya yang kemarin sakit, masalah lain lain dan lain lain. tapi masalah terakhir yang fai ceritakan sangat merubah hidup saya saat itu juga. dan botol pertama jackdaniel pun sudah terbuka dan tertuang ke gelas kecil yang ada di depan kami ini.
aku bertanya pada fai, "apa yang bikin loe bisa berani menghadapi hidup?", jawaban fai hanya satu kalimat tapi rasanya sudah menjelaskan segalanya "gw udah berhenti membuat rencana untuk masa depan". dzigh! seperti mendapat wahyu, seperti mendapat siaraman hujan saat musim kemarau panjang. dia bercerita bagaimana banyak waktu dalam hidupnya diisi dengan rencana rencana besar, dan akhirnya semuanya gagal begitu saja dikarenakan satu hal. disitu hidupnya berubah total, dia menjalani hidup tanpa rencana, dia ingin bebas saja tanpa peduli tekanan atau bahkan kesulitan esok hari. "kalo gw besok pengen jalan ke pulau seribu untuk santai dan milih bolos kerja ya gw lakuin, mau gaji gw dipotong atau gw dikasih SP ya gimana nanti, gw pengen seneng2 tanpa harus nunggu2, kalo gw mau seneng sekarang ya gw lakuin sekarang" itu ujarnya.
mungkin jawaban seperti itu yang saya butuhkan sekarang, sama seperti prinsip baru di hidup fai. tidak mau membuat rencana lagi demi masa depan, jika ingin senang sekarang ya senang sekarang, tidak usah direncanakan.
3,5 jam kemudian sebotol jackdaniel tersebut tidak habis, fai terlalu malas untuk terlalu banyak menegak minuman seperti itu, akhirnya kami memutuskan untuk pulang, fai terlalu mabuk untuk pulang ke rumah, fai menginap di rumahku malam itu, aku menyelimutinya dan melihatnya terlelap, sambil berucap dalam hati "dunia, betapa tega nya kau pada kami.."
3 comments:
hidup tanpa rencana memang terdengar ironis tapi memang itu menurut saya lebih baik dan itu terjadi pada saya pula , nice share :)
thank you brother. hehe.
yupz,, ribet dan cape kebanyakan rencana,,
Post a Comment