Sunday, February 18, 2007

politics of hiphop

Politics of Hiphop

I am.. a revolutionary.. I am the people, I'm not the pig..”[Fred Hampton]

Chuck D pernah bilang jika Hiphop adalah “CNN of black people”, tapi sekarang definisi ini berubah banyak, hiphop membukakkan mata banyak orang pada berbagai belahan dunia, termasuk indonesia. Beberapa rapper dengan lirik lirik yang bernuansa politik atau minimalnya bersinggungan dengan politik sudah banyak terdengar dan makin banyak lagi terdengar.
Siapa yang tak tau Public enemy, socializtic, dead prez dsb.

sebenarnya hal ini bukanlah suatu hal baru atau sesuatu yang berada “diluar”, setiap orang melakukan kegiatan politik praktis setiap hari, tanpa disadari, “politik” tidak pernah jauh dari diri kita. Hingga saya percaya, setiap orang sudah ditakdirkan untuk aware atau sadar akan politik.

Sekarang, beberapa rapper mencoba untuk memainkan peran positif dalam komunitasnya, misalnya KRS ONE yang dimana namanya merupakan singkatan dari “Knowledge Reigns Supreme Over Nearly Everyone” dan beberapa rapper disekitarnya memberikan nasihat pada rapper lainnya untuk menyimpan blink blink yang biasa mereka pakai dan mulailah untuk langsung memberitahu orang orang tentang apa yang telah terjadi di komunitas kulit hitam. KRS ONE juga mulai sebuah kampanye anti kekerasan (pada lagunya dan konsernya) dan meneribitkan artikel yang bilang berjudul “new tecnologies of violence that make it more lethal”, dimana dia menerangkan lebih lanjutnya bahwa kekerasan itu adalah masalah masalah sosial yang terjadi, dan kita harus mengumpulkan pengetahuan tentang apa yang sebenarnya menumbuhkan kekerasan di kalangan masyarakat, dan bagaimana solusi nya untuk mengontrol teknologi dan kondisi sosial untuk tidak berkembang lebih lanjut lagi.

Pesan saya, untuk beberapa rappers, ini waktunya untuk bangun, waktu untuk berbuat sesuatu, waktu untuk get educated as to what is happening, waktu untuk berpikir dan bertindak, dalam hal ini, pada awalnya cobalah bertindak untuk diri sendiri dulu. Ingat “don’t believe the hype” dan “fight the power” kata Public Enemy ga nyambung kan? Hehe.

Seorang filusuf bernama Herbert marcuse, pernah ngomong “While some rap is sexist, some is mediocre, and some is just plain silly, the best rap music is intensely political and incarnates, that described as "the great refusal, refusing to submit to domination and oppression”. Yang dimana kurang lebih artinya adalah bentuk musik rap yang paling bagus adalah yang berpolitik, yang menjelaskan bentuk penolakan, penolakan atas dominasi dan tekanan. Kemudian diperkuat lagi oleh seorang pemerhati studi budaya bernama douglas kellner, dia pernah bilang bahwa Lagu lagu Rap biasanya call up groups that are doing something, seperti black radical heroes and traditions of the recent past, seperti Malcolm X, Black Panther, H Rap Brown, dsb. Bentuk bentuk rap seperti ini adalah contoh yang baik untuk bentuk politik dari posmodernisme yang merubah bentuk kultur media against the established society.

berbagai bentuk perang atas deskriminasi hingga bentuk pemaparan apa yang sebenernya terjadi pada masyarakat adalah bagian utama dari tumbuhnya hiphop khususnya rap, mereka jadikan ini sebagai media yang sangat efektif untuk dipublikasikan. Karena pada akhirnya Rap merupakan suatu bentuk signifikan dari petualangan posmodern yang mengingatkan masyarakat multikultural dan multirasial untuk memahami perbedaan dan belajar untuk hidup dengan orang lain dan dengan berbagai perbedaannya.

"My music is a product of who I am and where I came from. I'm made in America. I'm not from Mars or nowhere else.."
[Ice Cube]

*tulisan ini adalah seutuhnya pendapat pribadi dengan mengambil bahan atau kutipan dari buku atau artikel yang penulis miliki.



*tulisan ini terbit pada edisi pertama journal BEATBANGERZ, sebuah jurnal komunitas hiphop bandung.

No comments: