saya mempercayai bah

Realitas memang seperti ini, realitas mengatakan bahwa ini adalah dunia. kehidupan sosial dalam hal ini berisi kumpulan individu dengan ribuan bahkan jutaan perbedaan.
hal ini adalah hal yang wajib kita maklumi, menjadi manusia dengan beragam perbedaan.
jadi prinsip kehidupan sosial ini sebenarnya sudah ada dalam diri kita jauh jauh hari sebelum kita mengenal kata perbedaan, manusia, keragaman, sosial, atau bahkan pluralitas.
namun beberapa dari manusia sendiri sulit untuk menerima hal tersebut. disaat kita merasa bahwa perbedaan yang kita miliki adalah suatu keanekeragaman yang harus dilestarikan dan hidup berdampingan, beberapa memilih untuk berbeda dan memiliki jalan sendiri, yaitu menginginkan semua sama. mungkin kita (dalam sudut pandang saya) seperti yang nietzsche bilang "kita adalah pluralitas yang telah membayangkan diri sebagai satu kesatuan". namun ternyata tidak.
semua yang terjadi memang tidak bisa dipungkiri, merupakan suatu proses dalam kehidupan, dimana manusia sendiri yang menjadi sang subjek atau seperti kata descartes adalah sebagai substansi atau penopang yang berperan sebagai fondasi atas segala yang ada (beings). maka keputusan tentang apa saja yang dapat dianggap sebagai "sesuatu yang ada" terletak pada manusia, dan manusia pun hadir dalam satu posisi dominan. jika hal tadi itu masuk dalam pengkotomian "of being", sedangkan menurut saya, dominan apabila sudah masuk dalam kehidupan manusia menempati posisi penting dan berbahaya, dominan tersebut apakah kemudian berujung pada power atau strength. ini juga yang terjadi pada banyak peristiwa kekerasan, contohnya tragedi monas.
marilah sama sama kembali pada dasar kita, menyadari bahwa manusia merupakan mahluk sosial dan saling membutuhkan. perbedaan adalah suatu rezeki, mari kita menyikapinya dengan cara pikir baik, indah dan damai.
mungkin ini semua seperti yang goenawan mohamad katakan, suatu suara alternatif dari kesibukan modernitas.
.
1 comment:
still doing this fascinating job yeah...great article.. :)
Post a Comment