sebuah diskusi ditayangkan oleh salah satu tv swasta, disitu berisi beberapa orang penulis dan dosen sastra. mereka membicarakan kurang lebih tentang fenomena penulisan modern di indonesia. pembicaraan ini menarik, tetapi yang kemudian saya tarik kesimpulan adalah mereka semua seakan beranggapan bahwa masyarakat indonesia bukanlah masyarakat yang mau mengkonsumsi buku untuk membaca, tingkat baca masyarakat kita masih kecil ujar mereka. malahan salah satu penulis terkenal yang bukunya sedang "in" sekarang, mengatakan tidak lebih dari 200.000 orang pembaca yang mau rutin menghabiskan uangnya untuk buku.
apakah ini yang memang sebenarnya terjadi? saya bilang tidak, tingkat baca masyarakat kita cukup lumayan tinggi, tetapi dengan datang ke toko buku besar dan kemudian membeli buku janganlah kemudian dijadikan tolak ukur. pembicaraan yang dilakukan mereka di tv tersebut bukanlah ucapan mereka dalam kadar mereka sebagai penulis, tetapi sebagai produsen atau distributor, dimana dalam prinsip ekonomi kedua pihak ini tujuannya mendapatkan laba atau profit. jika mau membicarakan tolak ukur, mari kita liat jalan2 ke bursa toko buku bekas atau bajakan, saya ambil contoh di pasar palasari bandung, disini banyak orang membeli buku, (saya kategorikan buku sekolah/kampus berada di luar hal ini) buku yang memang untuk maksud mereka konsumsi atau baca untuk bertujuan mendapatkan hiburan atau informasi. kemudian belum juga mereka yang mendapatkan ebooks dengan cara mendownload dari internet. sangat banyak sekali. saya punya banyak kawan yang secara continue melakukan hal ini dengan mereka membeli buku di toko buku besar atau di bursa toko buku bekas/bajakan.
jadi kesimpulannya, seperti yang saya bilang tadi, para penulis/dosen sastra tersebut berbicara ini dalam kapasitas mereka sebagai produsen atau distributor, dimana dalam prinsip ekonomi kedua pihak ini tujuannya mendapatkan laba atau profit.
ini tulisan ga penting sih, cuma enek aja liatin mereka diskusi basi pisan. hehe
.
No comments:
Post a Comment