di masjid dekat balai kota itu rey menangis pelan, setelah usai shalat magrib tangis nya pecah, air mata nya mengucur tak berhenti. dia meratapi hidup yang semula menurutnya tak lagi baik.
semua berawal dari seminggu lalu, hidup rey berubah drastis, masalah besar menimpa dirinya, hampir setiap hari rey habiskan waktu di beerhouse daerah dago atas, mabuk, pulang ke rumah hampir menjelang subuh. rey marah pada Tuhan karena Ia tidak mengerti dirinya, karena membuyarkan semua rencana hidupnya yang sudah dia simpan baik2 selama bertahun tahun, karena masalah ini harus datang, karena membuyarkan mimpinya, karena membuatnya terpuruk seperti ini, karena membuatnya mabuk setiap malam, dan karena hal hal lainnya yang menyebabkan semuanya hancur lebur.
pada hari itu rey sedang menyetir mobil sendiri, ia hendak mengarahkan mobilnya ke tempat beerhouse, seperti biasa malam ini rey berencana mabuk lagi. namun adzan magrib terdengar di radio, sekejap rey mengarahkan mobilnya ke parkiran masjid, langkahnya masih serasa melayang, mengarahlah kakinya ke tempat wudhu, mengambil air wudhu lalu shalat magrib berjamaah di masjid tersebut. tangisnya pecah setelah salam, air matanya tak berhenti, dia merasa sangat dekat dengan sang pencipta saat itu, merasa bebas bercerita semuanya pada Tuhan.
terkadang rasa baik muncul di saat yang tidak tentu, rey merasakannya,
1 comment:
leures pisan
Post a Comment