Monday, August 29, 2011

maaf

saya pernah membaca bahwa ketupat atau kupat dalam bahasa jawa berarti kependekan dari ngaku lepat atau mengakui kesalahan. bagi banyak orang momen lebaran di indonesia diakui saat paling tepat untuk meminta maaf dan memaafkan. namun saya berbeda, saya beranggapan tidak pernah ada momen paling tepat untuk hal tersebut, memaafkan dan meminta maaf bisa dilakukan kapan saja dan tidak memberi maaf atau tidak mau meminta maaf pun wajar saja dilakukan.
manusia dalam terminologi saya memiliki sifat humanis, semacam marah, kesal, benci, dan apakah rasa seperti itu bisa hilang begitu saja pada saat kita mengucapkan maaf di mulut di hari lebaran? saya pikir tidak. sifat humanis tadi mengakar, pada ujung yang disebut emosional, manusia memiliki emosional yang labil, setidaknya itu yang saya lihat di sekitar saya. saya percaya apa yang dikatakan freud bahwa alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku.
percayakah kita bahwa manusia memiliki sifat asli, sangat natural, yang ingin selalu unggul, terkadang jahat dan bersenang senang? saya percaya dan hal tersebut dibuktikan dalam ilmu psikologi. jika unsur ini tidak tercapai, maka akan adanya peningkatan ketegangan dalam kehidupan. meminta maaf atau memberi maaf bisa saja masuk dalam fase memaksa diri untuk "tidak unggul" atau bukan sifat asli. jadi sekali lagi, untuk tidak memaafkan atau minta maaf adalah suatu hal yang wajar buat saya, karena natural. ditambah dengan banyak alasan pribadi lain yang hanya si manusia tersebut mengetahui mengapa dia layak untuk meminta maaf atau memberikan maaf.

No comments: