"semua ini, terjual, pluralitas tak berharga.. bayang semu dan tidaklah kekal.."
di dalam bis itu aku mendengarkan lagu metal dari sebuah band lokal, hiruk pikuk di dalam bis ditambah dengan suara teriak teriak si penyanyi menambah pusing kepala, namun entah mengapa pikiranku tidak terbawa kesana, hanya telinga dan urat2 di kepala ku yang bekerja, otakku entah terbang kemana, menerawang di dalam panas dan hiruk pikuk suasana dalam bus.
mungkin, aku berada di ambang kegilaan, jika orang lain tau apa yang sedang terjadi. tapi membuka diri pada hal lain dalam satu kondisi merupakan hal nikmat, setidaknya itu yang kurasakan sekarang. dalam hujan aku sering tersenyum walau badan terasa dingin, dalam sedih aku suka memukul diriku sendiri seakan aku kebal dan tidak merasa sakit. aku senang saat otak dan perilaku ada dalam kondisi yang berbeda. aku sudah muak dengan keselarasan mungkin.
apalah artinya gila jika aku dan mungkin banyak lainnya tidak bisa mendeskripsikan normal, seperti apa normal. bukan masalah jika aku terhanyut dalam masalah, dan adalah masalah jika masalah tidak dijadikan sebagai masalah, masalah akan beres jika dijadikan masalah, masalah tidak akan pernah beres jika menghindar dan tidak dijadikan masalah.
terhambat mungkin otakku dalam labirin panas, terik dan mendengar hingar bingarnya band metal ini, tapi aku setidaknya merasakan kehebatan dengan teori yang ku ukur sendiri. aku mampu memecahkan teori lompatan kuantum pikiran, teori yang kuciptakan sendiri.
1 comment:
andep kk,,
Post a Comment