Saturday, February 25, 2012

fiya 4

menjelang magrib, cuaca hujan deras, aku sedang berdua dengan fiya, aku sudah mulai mengajak fiya jalan dan fiya mau, beberapa hari terakhir ini kami selalu menyempatkan makan bersama sebelum aku mengantarnya pulang ke kostan nya, sengaja aku membawa motor ke kantor. kami tertawa, banyak sifat kami yang sama, banyak kegemaran kami yang sama. fiya menyukai warna biru begitu juga aku, fiya menyukai tantangan begitu juga aku, fiya menyukai pakaian casual begitu juga aku. entah apa yang membuat kami mendadak dekat seperti ini. apa karena terakhir kali saat aku memegang tangannya, memijitnya perlahan untuk membuatnya tenang lalu dia diam saja? mungkin dari situ, saat itu fiya tersenyum, aku tak berkata apa apa, hanya membalas senyumannya.

hujan mulai reda, kami paksakan saja walaupun udara dingin, fiya mendekapku erat dari belakang, dia mencium pundakku, aku tersenyum, dalam hati aku sudah berpikir aku sudah menaklukan wanita yang selama ini menjadi incaran hampir semua rekan kerjaku. 20 menit kemudian sampai di kostan fiya, aku mengantarnya hingga kedepan kamarnya, fiya sudah memegang tanganku sejak dari depan, tak seperti biasanya. tepat di depan pintu kamarnya, fiya mencium pipiku, aku tersenyum kembali, dia menatapku, seperti (bukan GR) mengharapkan aku mencium bibirnya, tapi aku masih saja tersenyum, fiya mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku masih diam, sepersekian detik kemudian bibir fiya sampai di bibirku, kecupan sedikit namun terasa sangat manis dan hangat. aku tersenyum, air muka fiya terlihat sudah mulai bertanya, mengapa aku diam saja, apa mungkin fiya ingin aku menciumnya lalu membawanya ke tempat tidur di kamarnya? aku tak bisa berpikir saat itu, aku tak berucap apa apa, aku kemudian membalikan badan dan melangkah pergi. ternyata kepuasan mengabaikan ini terasa lebih nikmat, aku tak ingin memilikinya atau membawanya ketempat tidur, aku hanya ingin dia bertanya tanya, aku melangkah menjauh dari fiya, aku menyalakan motor dan kembali tersenyum, tak mau aku bersamanya lagi besok hari, entah apa yang ada di pikiran fiya, yang penting aku senang..
(end)

2 comments:

Anonymous said...

beres oge

Anonymous said...

Like Thiz, pak ustad...!