Saturday, August 11, 2012

satu tetes air

untuk satu tetes air di masa lalu,
tak terasa langkahku tadi pagi membawaku menginjakan kaki lagi di sisi jalan cihampelas, beberapa tahun lalu ini adalah jalur rutin kita, tak ada yang dirasakan abadi saat itu, hanya penggapaian hari demi secercah senyum di bibir kita masing-masing. kita tak pernah memiliki rencana, itu memang yang membuatku bahagia akan hubungan itu, kita tak pernah memiliki rasa memiliki walau raga dan jiwa kita memang menyatu, dan kita tak pernah merasakan rindu walau kadang rutinitas menjadi batu sandungan.
sekarang kau berdiri diantara gugusan museum volkenkunde belanda, dengan tumpukan material budaya dan penelitianmu tentang ornamen suku dayak, masih kuingat saat kuliah, kau selalu menyerukan akan bekerja di salah satu museum ternama di dunia dengan keahlianmu di kriya tekstil. sekarang kau mewujudkan mimpimu, aku bangga.
langkah pagi tadi seakan menggiring waktu menuju saat saat kebabasan denganmu, saat ruang tak pernah hampa dan terus diisi dengan karya dan senyum yang selalu kau pancarkan. masih ingatkah saat kau sibuk dengan pameran di gedung daerah viaduct? kita bekerja membahu hingga malam pekat dan akhirnya tertidur di ruang belakang gedung tersebut karena lelah, jaketku kau pakai, jaket yang hingga sekarang tak pernah kau kembalikan.
lupakan masa lalu, aku ingin menggapai jalanan cihampelas pagi ini dengan langkah baru, saat mimpi sudah terdera, saat senyum menjadi kawan, saat kau tak lagi ada, saat gandengan tanganku mengait pada seseorang yang baru.
untukmu satu tetes air di masa lalu,

1 comment:

Anonymous said...

Saha boy ? :x