Friday, January 27, 2012

fiya 2

Love you forever but you're driving me insane
And I'm hanging on


pagi itu lagu bee gees terdengar di kamar kost, mendengar lagu itu aku teringat fiya, sosok wanita yang kubenci, aku baru tahu ternyata usia fiya sudah menginjak 27, usia yang sudah cukup matang untuknya menikah, tapi entah mengapa dia belum juga menikah, dia sudah seharusnya cek ulang sikapnya, ujarku dalam hati sambil menggerutu.

dua hari ini aku tak menggunakan motor, sore hari lebih sering hujan, aku memutuskan menggunakan angkutan umum. di angkot mendekati kantor, aku melihat fiya, dengan kemeja putih warna biru, rok abu tua, terlihat cantik dia di pagi ini, aku sampai tersenyum sendiri melihatnya. apa? tersenyum? kenapa aku harus tersenyum melihat wanita sialan itu, itu ujarku dalam hati. aku mengalihkan pikiran sambil meneruskan membaca buku yang sedang kubaca.

perjalanan ke gedung kami dari pinggir jalan cukup jauh, dan akhirnya terpaksa aku berpapasan dengan fiya dan memustukan mengobrol untuk jalan ke dalam bersama. tak ada obrolan berarti, aku hanya menyindir bagaimana hubungan dengan si candra teman di divisiku yang belum lama dia tolak, dia tersenyum dan hanya menjawab singkat "ah kita cuma temenan ko.." ingin rasanya aku menonjok wajah wanita cantik ini tapi sayang dia wanita, betapa angkuhnya wanita ini, merasa terlalu cantik di hadapan pria, dan aku tak sedikitpun tergoda dengan kecantikan, kemulusan kulitnya, senyumnya, tatapan matanya dan betapa sopannya dia berbicara.

kami berpisaha, divisi dia berbeda bangunan dengan divisiku, kantor kami kecil namun terbagi bagi menjadi beberapa bangunan, maklum lah, perusahaan kami belum lama bergerak di industri ini. aku berpikir lagi, mulutku terus menggumam bahwa itulah senyuman yang membuat nya mampu menipu laki laki lain dan bersifat oportunis, atau dia memang bawaan menjadi cewe matre? ah entahlah.

Wrap myself up and take me home again
Too many heartaches in my lifetime ain't good for me
I figure it's the love that keeps you warm
Let this moment be forever


sore harinya sambil mendengarkan lagu itu, aku semakin percaya bahwa surga bermain dengan sendirinya, rencana tuhan berbeda, aku memang membencinya namun aku hanya mampu membiarkan cacian itu ada di kepalaku, aku meneruskan berjalan pulang, memberhentikan angkot, meyenangkan menghina orang tanpa yang lain tahu, ujarku dalam hati sambil terus membayangkan senyum fiya.

(to be continue)

1 comment:

Anonymous said...

terus masih bersambung lagi aja gitu